Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh ,
Ustadz
bagaimana pendapat antum tentang orang yang mengatakan bahwa Pembagian tauhid
menjadi 3 yaitu : Tauhid rububiyyah, tauhid Uluhiyyah & Tauhid Asma
Wassifat adalah Bid’ah dan Tasyabbuh dengan Trinitas keristen… Atas jawabannya
saya Haturkan Syukron Wa jazakumulloh
Saifuloh
( ……………..@yahoo.com )
JAWABAN :
Wa’alaikumussalam warohmatullohi
wabarokatuh
Al-Akh Saifulloh yang semoga
dirahmati Alloh, terimakasih atas pertanyaan antum, semoga Alloh Ta’ala
menambah kemauan & semangat Antum
untuk Menuntut Ilmu Syar’i
Sebelum kami menjawab pertanyaan antum
, mari kita renungkan ayat-ayat Alloh Ta’ala berikut ini :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ
وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa
yang kamu sendiri tidak mengetahui ilmunya, karena sesungguhnya pendengaran,
pengelihatan & hati, semua itu kelak akan diminta pertanggung jawabannya (
Al-Isro : 36 )
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ
بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا
فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Wahai orang-orang yang beriman, apabila datang kepada kalian orang
Fasik membawa sebuah berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu ( Al-Hujurot : 6 )
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآَنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا
تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Dan janganlah kebencian kalian terhadap suatu kaum membuat kalian
tidak adil, maka bersikap adilah, karena bersikap adil itu lebih dekat kepada
taqwa, dan bertakwalah kepada Alloh, Sesungguhnya Alloh mengetahui apa yang
kamu kerjakan ( Al-Maidah : 8 )
hal yang antum
tanyakan, bukanlah hal yang baru kami dengar, memang kami sering mendengar dan
membaca beberapa artikel diinternet yang berkaitan dengan hal yang Antum
tanyakan, entah apa yang mereka inginkan dan parahnya ada juga dari mereka
mendorong pembaca untuk mengakui hal yang diluar nalar orang yang berakal,
yaitu menyamakan Pembagian Tauhid ini dengan Trinitas Kristen. – semoga Alloh menunjuki mereka & kita semua-
Para ulama membagi
Tauhid menjadi 3 Yaitu :
1.
Tauhid Rububiyyah
adalah : Suatu keyakinan yang pasti bahwa Allah subhaanahu wa ta’ala
satu-satunya pencipta, pemberi rizki, menghidupkan dan mematikan, serta
mengatur semua urusan makhluk-makhluk-Nya tanpa ada sekutu bagi-Nya.
2.
Tauhid Uluhiyyah
adalah : Pengesaan Allah subhaanahu wa ta’ala dalam hal ibadah dengan penuh
ketaatan dan rendah diri serta cinta pada setiap peribadatan tanpa
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
3.
Tauhid Asmaa’ wa Shifat
Allah adalah : Berkeyakinan dengan keyakinan yang pasti tentang nama-nama
Allah, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan-Nya yang termuat dalam Al-Qur’an dan
As-Sunnah, tanpa merubah-rubah atau menolak atau menanyakan bagaimana
hakekatnya atau menyerupakan dengan makhluk-Nya.
Pembagian Tauhid
menjadi 3 ( Rububiyyah, Uluhiyyah & Asma Wassifat) bukanlah termasuk Bid’ah!! Dan ini amatlah
jelas bagi siapapun yang diberikan ilmu oleh Alloh.
Dan Jawaban kami
terhadap pertanyaan antum, sebagai berikut :
1.
Jika mereka mengatakan Bahwa Pembagian tauhid menjadi 3 Bid’ah karena Hal ini termasuk Tambahan dalam agama
Maka
kami sanggah :
Inti dari pembagian Tauhid menjadi 3 ini, adalah UNTUK
MEMUDAHKAN MANUSIA MEMAHAMI HAKIKAT TAUHID SEBENARNYA, sehingga Manusia
Mentauhidkan Alloh dengan sebenar-benarnya , dan hal inilah mungkin tidak
diketahui mereka, mereka menyangka bahwa pembagian Tauhid ini sama halnya
dengan pembagian tingkatan agama versi mereka yaitu Syari'at, Hakikat & ma’rifat. Yang padahal pembagian Tauhid hanya untuk
memudahkan orang awwam seperti kita untuk mendalami Ilmu tauhid, sehingga Kita
bisa berinbadah kepada Alloh dengan sebenar-benarnya Ibadah tanpa
terkontaminasi sedikitpun dengan Kesyirikan. yang tidak bisa dipungkiri bahwa Ilmu Tauhid
adalah Sulit, sehingga perlu metode yang memudahkan orang Awwam untuk mengetahuinya.
Karena bagaimana kita bisa Beribadah kepada Alloh, jika kita tidak mengetahui
hakikat Tauhid yang sebenarnya.
Jadi
pembagian Tauhid bukanlah termasuk penambahan Ibadah baru dalam agama ( Bid’ah ) Karena Pembagian
tauhid hanyalah hasil dari Istiqro ( penelitian ) Ulama terhadap dalil-dalil
yang tujuannya adalah untuk memudahkan Memahami Tauhid , yang contohnya adalah
Firman Alloh Azza wa dalam Surat Maryam : 65[1]
:
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا
-
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَمَا بَيْنَهُمَا ( Rob langit & Bumi dan diantara keduanya
), hal ini menjelaskan tentang keesaan Alloh, bahwa Dialah pemilik segala
sesuatu. Yang pengertian seperti ini
kemudian dinamakan Tauhid Rububiyyah.
-
فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ
لِعِبَادَتِهِ ( maka Sembahlah Dia
dan bersabarlah dalam beribadah kepada-Nya ). Hal ini menjelaskan Bahwa hanya
Alloh azza wa jalla saja lah yang berhaq disembah, yang pengertian seperti ini
kemudian dinamakan Tauhid Uluhiyyah
-
هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا ( apakah kamu mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya ??
) dan hal ini menjelaskan tentang sifat
Alloh ta’ala yang Esa, yang
kemudian pengertian seperti ini
dinamakan Tauhid Asma Wassifat
Dan
apakah mereka lupa, bahwa sedari kecil mereka diajarkan pembagian Taqdir
menjadi Mubrom dan ghoiru Mubrom??? Yang padahal Rosululloh hanya menjelaskan
dengan jelas Bahwa taqdir dibagi menjadi
2, taqdir baik & Buruk ??? mengapa mereka tidak membid’ahkan hal
tersebut????padahal ini juga masalah Aqidah looh…
Apakah
meraka lupa, sedari kecil mereka diajari pembagian Hukum-hukum Islam, Wajib,
Sunnah, Makruh, Haram, Mubah ??? yang padahal tidak dijelaskan Oleh Nabi hal
tersebut, betul khan???
Yang
ternyata semua itu adalah hasil penelitian Ulama dari dalil-dalil yang ada
sehingga mereka membuat kesimpulan dan pembagi-bagian demi mempermudah Umat
setelah mereka.
2.
Jika mereka mengatakan, bahwa Pembagian tauhid menjadi 3 Bid’ah karena para Salaf dan Ulama terdahulu tidak ada yang membagi
tauhid.
Maka
kami Jawab :
Perhatikan
perkataan para Ulama Salaf berikut ini :
1.
Imam Abu Ja’far Ath-Thahawy ( wafat th. 321 ) , [2]
Beliau
berkata :
نقول في توحيد الله
معتقدين بتوفيق الله إن الله واحد لا شريك له ، و لا شيء مثله ، و لا شيء يعجزه ،
و لا إله غيره
Artinya: Kami mengatakan di dalam pengesaan
kepada Allah dengan meyakini : bahwa Allah satu tidak ada sekutu bagiNya, tidak
ada yang serupa denganNya, tidak ada yang melemahkanNya, dan tidak ada tuhan
yang berhak disembah selainNya.
Perkataan beliau ” tidak ada yang serupa
denganNya ” : ini termasuk tauhid Asma’ dan Sifat .
Perkataan beliau ” tidak ada yang melemahkanNya ” : ini termasuk tauhid Rububiyyah.
Perkataan beliau ” dan tidak ada tuhan yang berhak disembah selainNya.” : ini termasuk tauhid Uluhiyyah.
Perkataan beliau ” tidak ada yang melemahkanNya ” : ini termasuk tauhid Rububiyyah.
Perkataan beliau ” dan tidak ada tuhan yang berhak disembah selainNya.” : ini termasuk tauhid Uluhiyyah.
2.
Ibnu Abi Zaid Al-Qairawany Al-Maliky ( wafat th. 386 H ) [3]
Beliau
mengatakan :
من ذلك : الإيمان بالقلب و النطق باللسان بأن الله إله
واحد لا إله غيره ، و لا شبيه له و لا نظير، … ، خالقا لكل شيء ، ألا هو رب العباد
و رب أعمالهم والمقدر لحركاتهم و آجالهم .
Artinya : Termasuk diantaranya adalah
beriman dengan hati dan mengucapkan dengan lisan bahwasanya Allah adalah
sesembahan yang satu, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, tidak
ada yang serupa denganNya dan tidak ada tandinganNya…Pencipta segala sesuatu,
ketahuilah bahwa Dia adalah pencipta hamba-hambaNya dan pencipta amalan-amalan
mereka, dan yang menakdirkan gerakan-gerakan mereka dan ajal-ajal mereka .
Perkataan beliau ” sesembahan yang satu,
tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia ” : ini termasuk tauhid
Uluhiyyah .
Perkataan beliau ” tidak ada yang serupa denganNya dan tidak ada tandinganNya ” : ini termasuk tauhid Asma’ wa Sifat.
Perkataan beliau ” tidak ada yang serupa denganNya dan tidak ada tandinganNya ” : ini termasuk tauhid Asma’ wa Sifat.
Perkataan beliau ” Pencipta segala sesuatu,
ketahuilah bahwa Dia adalah pencipta hamba-hambaNya dan pencipta amalan-amalan
mereka, dan yang menakdirkan gerakan-gerakan mereka dan ajal-ajal mereka ” :
ini termasuk tauhid Rubiyyah.
3.
Ibnu Baththah Al-’Akbary ( wafat th. 387 H [4]
وذلك أن أصل الإيمان بالله
الذي يجب على الخلق اعتقاده في إثبات الإيمان به ثلاثة أشياء : أحدها : أن
يعتقد العبد ربانيته ليكون بذلك مباينا لمذهب أهل التعطيل الذين لا يثبتون صانعا . الثاني : أن
يعتقد وحدانيته ، ليكون مباينا بذلك مذاهب أهل الشرك الذين أقروا بالصانع وأشركوا
معه في العبادة غيره . والثالث
: أن يعتقده موصوفا بالصفات التي لا يجوز إلا
أن يكون موصوفا بها من العلم والقدرة والحكمة وسائر ما وصف به نفسه في كتابه
Artinya : Dan yang demikian itu karena
pokok keimanan kepada Allah yang wajib atas para makhluk untuk meyakininya di
dalam menetapkan keimanan kepadaNya ada 3 perkara :
Pertama : Hendaklah seorang hamba meyakini
rabbaniyyah Allah ( kekuasaan Allah ) supaya dia membedakan diri dari jalan
orang-orang atheisme yang mereka tidak menetapkan adanya pencipta.
Kedua : Hendaklah meyakini wahdaniyyah
Allah ( keesaan Allah dalam peribadatan ) supaya dia membedakan diri dari jalan
orang-orang musyrik yang mereka mengakui adanya pencipta alam kemudian mereka
menyekutukanNya dengan selainNya.
Ketiga : Hendaklah meyakini bahwasanya Dia
bersifat dengan sifat-sifat yang memang harus Dia miliki, seperti ilmu, qudrah
( kekuasaan ), hikmah ( kebijaksanaan ) , dan sifat-sifat yang lain yang Dia
tetapkan di dalam kitabNya.
4.
Abu Bakr Muhammad bin Al-Walid Ath-Thurthusyi ( wafat th. 520 H ), di dalam
muqaddimah kitab beliau Sirajul Muluk ( 1 / 1 ) , beliau berkata :
وأشهد له بالربوبية
والوحدانية. وبما شهد به لنفسه من
الأسماء الحسنى. والصفات
العلى. والنعت الأوفى
Artinya : Dan aku bersaksi atas
rububiyyahNya dan uluhiyyahNya, dan atas apa-apa yang Dia bersaksi atasnya
untuk dirinya berupa nama-nama yang paling baik dan sifat-sifat yang tinggi dan
sempurna.
5.
Al-Qurthuby ( wafat th. 671 H ) , di dalam tafsir beliau (1/ 102) , beliau
berkata ketika menafsirkan lafdzul jalalah ( الله) di
dalam Al-Fatihah:
فالله اسم للموجود الحق
الجامع لصفات الإلهية، المنعوت بنعوت الربوبية، المنفرد بالوجود الحقيقي، لا إله
إلا هو سبحانه.
Artinya : Maka ( الله ) adalah nama untuk sesuatu yang benar-benar ada, yang
mengumpulkan sifat-sifat ilahiyyah ( sifat-sifat sesuatu yang berhak disembah )
, yang bersifat dengan sifat-sifat rububiyyah ( sifat-sifat sesuatu yang
berkuasa ) , yang sendiri dengan keberadaan yang sebenarnya, tidak ada
sesembahan yang berhak disembah selainNya.
Bagaimana????
Apakah Pembagian tauhid tidak pernah dicakapkan Ulama??? Ataukah kita yang
tidak mau mengkaji perkataan Ulama???
Dan Adapun perkataan nyeleneh yang mengatakan
bahwa pembagian Tauhid ini Tasyabbuh dengan trinitas Kristen, Maka mungkin
mereka adalah orang yang tidak tahu hakikat sebenarnya dan juga korban Kebencian membara kepada dakwah Sunnah
ini, sekiranya kami tidak mau menanggapi hal tersebut … Insya Alloh paparan
kami diatas sudah gamblang mematahkan Fitnah mereka, yang mengatakan Pembagian
tauhid adalah Bid’ah, apalagi
menyamakannya dengan Trinitas… maka sungguh Jauhnya perbedaan antara Air dan
api. _ semoga Alloh memberikan Hidayah kepada kita semua-
Demikianlah jawaban sederhana ini, semoga bermanfaat bagi antum & Ummat dan bernilai di sisi Allah Azza Wa
Jalla. Amin ya Rahiim. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin
Dijawab oleh : Fajri Hidayat
Al-Fauzy
[1] Bisa
dilihat penjabaran selengkapnya di Kitab Al-Qoulul Mufid ‘ala Kitabittauhid,
Syekh Ibnu Al-Utsaimin, hal 7, ( cet Muassasah Ar-risalah Nasyirun )
[2] Al-Aqidah Ath-Thahawiyyah
. hal 79, ( cet darussalam dan Al-maktab Al-Islamy)
[3] , di dalam muqaddimah
kitab beliau Ar-Risalah Al-Fiqhiyyah hal. 75 ( cet. Darul Gharb Al-Islamy ) .
[4] ), di dalam kitab beliau
Al-Ibanah ‘an Syariatil Firqatin Najiyyah wa Mujanabatil Firaq Al-Madzmumah ( 5
/ 475 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar