Dengan Menyebut nama ALLAH yang Maha Pengasih & Maha Penyayang

Translate

Sabtu, 16 Februari 2013

Pembagian tauhid Bid'ah ?? Seperti Trinitas ??



Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh ,
Ustadz bagaimana pendapat antum tentang orang yang mengatakan bahwa Pembagian tauhid menjadi 3 yaitu : Tauhid rububiyyah, tauhid Uluhiyyah & Tauhid Asma Wassifat adalah Bid’ah dan Tasyabbuh dengan Trinitas keristen… Atas jawabannya saya Haturkan Syukron Wa jazakumulloh
Saifuloh ( ……………..@yahoo.com )


JAWABAN :

Wa’alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh
Al-Akh Saifulloh yang semoga dirahmati Alloh, terimakasih atas pertanyaan antum, semoga Alloh Ta’ala menambah kemauan & semangat  Antum untuk Menuntut Ilmu Syar’i
Sebelum kami menjawab pertanyaan antum , mari kita renungkan ayat-ayat Alloh Ta’ala berikut ini :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu sendiri tidak mengetahui ilmunya, karena sesungguhnya pendengaran, pengelihatan & hati, semua itu kelak akan diminta pertanggung jawabannya ( Al-Isro : 36 )
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Wahai orang-orang yang beriman, apabila datang kepada kalian orang Fasik membawa sebuah berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu ( Al-Hujurot : 6 )
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآَنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Dan janganlah kebencian kalian terhadap suatu kaum membuat kalian tidak adil, maka bersikap adilah, karena bersikap adil itu lebih dekat kepada taqwa, dan bertakwalah kepada Alloh, Sesungguhnya Alloh mengetahui apa yang kamu kerjakan ( Al-Maidah : 8 )

hal yang antum tanyakan, bukanlah hal yang baru kami dengar, memang kami sering mendengar dan membaca beberapa artikel diinternet yang berkaitan dengan hal yang Antum tanyakan, entah apa yang mereka inginkan dan parahnya ada juga dari mereka mendorong pembaca untuk mengakui hal yang diluar nalar orang yang berakal, yaitu menyamakan Pembagian Tauhid ini dengan Trinitas Kristen. semoga Alloh menunjuki mereka & kita semua-
Para ulama membagi Tauhid menjadi 3 Yaitu :
1.     Tauhid Rububiyyah adalah : Suatu keyakinan yang pasti bahwa Allah subhaanahu wa ta’ala satu-satunya pencipta, pemberi rizki, menghidupkan dan mematikan, serta mengatur semua urusan makhluk-makhluk-Nya tanpa ada sekutu bagi-Nya.
2.     Tauhid Uluhiyyah adalah : Pengesaan Allah subhaanahu wa ta’ala dalam hal ibadah dengan penuh ketaatan dan rendah diri serta cinta pada setiap peribadatan tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
3.     Tauhid Asmaa’ wa Shifat Allah adalah : Berkeyakinan dengan keyakinan yang pasti tentang nama-nama Allah, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan-Nya yang termuat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, tanpa merubah-rubah atau menolak atau menanyakan bagaimana hakekatnya atau menyerupakan dengan makhluk-Nya.


Pembagian Tauhid menjadi 3 ( Rububiyyah, Uluhiyyah & Asma Wassifat) bukanlah  termasuk Bidah!! Dan ini amatlah jelas bagi siapapun yang diberikan ilmu oleh Alloh.
Dan Jawaban kami terhadap pertanyaan antum, sebagai berikut :
1.     Jika mereka mengatakan Bahwa Pembagian tauhid menjadi 3 Bidah karena Hal ini termasuk Tambahan dalam agama
Maka kami sanggah :
Inti dari pembagian Tauhid menjadi 3 ini, adalah UNTUK MEMUDAHKAN MANUSIA MEMAHAMI HAKIKAT TAUHID SEBENARNYA, sehingga Manusia Mentauhidkan Alloh dengan sebenar-benarnya , dan hal inilah mungkin tidak diketahui mereka, mereka menyangka bahwa pembagian Tauhid ini sama halnya dengan pembagian tingkatan agama versi mereka yaitu Syari'at, Hakikat & marifat.  Yang padahal pembagian Tauhid hanya untuk memudahkan orang awwam seperti kita untuk mendalami Ilmu tauhid, sehingga Kita bisa berinbadah kepada Alloh dengan sebenar-benarnya Ibadah tanpa terkontaminasi sedikitpun dengan Kesyirikan.  yang tidak bisa dipungkiri bahwa Ilmu Tauhid adalah Sulit, sehingga perlu metode yang memudahkan orang Awwam untuk mengetahuinya. Karena bagaimana kita bisa Beribadah kepada Alloh, jika kita tidak mengetahui hakikat Tauhid yang sebenarnya.
Jadi pembagian Tauhid bukanlah termasuk penambahan Ibadah baru dalam agama ( Bidah ) Karena Pembagian tauhid hanyalah hasil dari Istiqro ( penelitian ) Ulama terhadap dalil-dalil yang tujuannya adalah untuk memudahkan Memahami Tauhid , yang contohnya adalah Firman Alloh Azza wa f dalam Surat Maryam : 65[1] :
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا
-        رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا  ( Rob langit & Bumi dan diantara keduanya ), hal ini menjelaskan tentang keesaan Alloh, bahwa Dialah pemilik segala sesuatu. Yang pengertian seperti  ini kemudian dinamakan Tauhid Rububiyyah.
-        فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ ( maka Sembahlah Dia dan bersabarlah dalam beribadah kepada-Nya ). Hal ini menjelaskan Bahwa hanya Alloh azza wa jalla saja lah yang berhaq disembah, yang pengertian seperti ini kemudian dinamakan Tauhid Uluhiyyah
-        هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا ( apakah kamu mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya ?? )  dan hal ini menjelaskan tentang sifat Alloh taala yang Esa, yang kemudian pengertian  seperti ini dinamakan Tauhid Asma Wassifat
Dan apakah mereka lupa, bahwa sedari kecil mereka diajarkan pembagian Taqdir menjadi Mubrom dan ghoiru Mubrom??? Yang padahal Rosululloh hanya menjelaskan dengan jelas  Bahwa taqdir dibagi menjadi 2, taqdir baik & Buruk ??? mengapa mereka tidak membidahkan hal tersebut????padahal ini juga masalah Aqidah looh
Apakah meraka lupa, sedari kecil mereka diajari pembagian Hukum-hukum Islam, Wajib, Sunnah, Makruh, Haram, Mubah ??? yang padahal tidak dijelaskan Oleh Nabi hal tersebut, betul khan???
Yang ternyata semua itu adalah hasil penelitian Ulama dari dalil-dalil yang ada sehingga mereka membuat kesimpulan dan pembagi-bagian demi mempermudah Umat setelah mereka.

2.        Jika mereka mengatakan, bahwa Pembagian tauhid menjadi 3 Bidah karena para Salaf dan Ulama terdahulu tidak ada yang membagi tauhid.
Maka kami Jawab :
Perhatikan perkataan para Ulama Salaf berikut ini :
1. Imam Abu Ja’far Ath-Thahawy ( wafat th. 321 ) , [2]
Beliau berkata :
نقول في توحيد الله معتقدين بتوفيق الله إن الله واحد لا شريك له ، و لا شيء مثله ، و لا شيء يعجزه ، و لا إله غيره
Artinya: Kami mengatakan di dalam pengesaan kepada Allah dengan meyakini : bahwa Allah satu tidak ada sekutu bagiNya, tidak ada yang serupa denganNya, tidak ada yang melemahkanNya, dan tidak ada tuhan yang berhak disembah selainNya.
Perkataan beliau ” tidak ada yang serupa denganNya ” : ini termasuk tauhid Asma’ dan Sifat .
Perkataan beliau ” tidak ada yang melemahkanNya ” : ini termasuk tauhid Rububiyyah.
Perkataan beliau ” dan tidak ada tuhan yang berhak disembah selainNya.” : ini termasuk tauhid Uluhiyyah.
2. Ibnu Abi Zaid Al-Qairawany Al-Maliky ( wafat th. 386 H ) [3]
Beliau mengatakan :
من ذلك : الإيمان بالقلب و النطق باللسان بأن الله إله واحد لا إله غيره ، و لا شبيه له و لا نظير، … ، خالقا لكل شيء ، ألا هو رب العباد و رب أعمالهم والمقدر لحركاتهم و آجالهم .
Artinya : Termasuk diantaranya adalah beriman dengan hati dan mengucapkan dengan lisan bahwasanya Allah adalah sesembahan yang satu, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, tidak ada yang serupa denganNya dan tidak ada tandinganNya…Pencipta segala sesuatu, ketahuilah bahwa Dia adalah pencipta hamba-hambaNya dan pencipta amalan-amalan mereka, dan yang menakdirkan gerakan-gerakan mereka dan ajal-ajal mereka .
Perkataan beliau ” sesembahan yang satu, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia ” : ini termasuk tauhid Uluhiyyah .
Perkataan beliau ” tidak ada yang serupa denganNya dan tidak ada tandinganNya ” : ini termasuk tauhid Asma’ wa Sifat.
Perkataan beliau ” Pencipta segala sesuatu, ketahuilah bahwa Dia adalah pencipta hamba-hambaNya dan pencipta amalan-amalan mereka, dan yang menakdirkan gerakan-gerakan mereka dan ajal-ajal mereka ” : ini termasuk tauhid Rubiyyah.
3. Ibnu Baththah Al-’Akbary ( wafat th. 387 H [4]
وذلك أن أصل الإيمان بالله الذي يجب على الخلق اعتقاده في إثبات الإيمان به ثلاثة أشياء : أحدها : أن يعتقد العبد ربانيته ليكون بذلك مباينا لمذهب أهل التعطيل الذين لا يثبتون صانعا . الثاني : أن يعتقد وحدانيته ، ليكون مباينا بذلك مذاهب أهل الشرك الذين أقروا بالصانع وأشركوا معه في العبادة غيره . والثالث : أن يعتقده موصوفا بالصفات التي لا يجوز إلا أن يكون موصوفا بها من العلم والقدرة والحكمة وسائر ما وصف به نفسه في كتابه
Artinya : Dan yang demikian itu karena pokok keimanan kepada Allah yang wajib atas para makhluk untuk meyakininya di dalam menetapkan keimanan kepadaNya ada 3 perkara :
Pertama : Hendaklah seorang hamba meyakini rabbaniyyah Allah ( kekuasaan Allah ) supaya dia membedakan diri dari jalan orang-orang atheisme yang mereka tidak menetapkan adanya pencipta.
Kedua : Hendaklah meyakini wahdaniyyah Allah ( keesaan Allah dalam peribadatan ) supaya dia membedakan diri dari jalan orang-orang musyrik yang mereka mengakui adanya pencipta alam kemudian mereka menyekutukanNya dengan selainNya.
Ketiga : Hendaklah meyakini bahwasanya Dia bersifat dengan sifat-sifat yang memang harus Dia miliki, seperti ilmu, qudrah ( kekuasaan ), hikmah ( kebijaksanaan ) , dan sifat-sifat yang lain yang Dia tetapkan di dalam kitabNya.
4. Abu Bakr Muhammad bin Al-Walid Ath-Thurthusyi ( wafat th. 520 H ), di dalam muqaddimah kitab beliau Sirajul Muluk ( 1 / 1 ) , beliau berkata :
وأشهد له بالربوبية والوحدانية. وبما شهد به لنفسه من الأسماء الحسنى. والصفات العلى. والنعت الأوفى
Artinya : Dan aku bersaksi atas rububiyyahNya dan uluhiyyahNya, dan atas apa-apa yang Dia bersaksi atasnya untuk dirinya berupa nama-nama yang paling baik dan sifat-sifat yang tinggi dan sempurna.
5. Al-Qurthuby ( wafat th. 671 H ) , di dalam tafsir beliau (1/ 102) , beliau berkata ketika menafsirkan lafdzul jalalah ( الله) di dalam Al-Fatihah:
فالله اسم للموجود الحق الجامع لصفات الإلهية، المنعوت بنعوت الربوبية، المنفرد بالوجود الحقيقي، لا إله إلا هو سبحانه.
Artinya : Maka ( الله ) adalah nama untuk sesuatu yang benar-benar ada, yang mengumpulkan sifat-sifat ilahiyyah ( sifat-sifat sesuatu yang berhak disembah ) , yang bersifat dengan sifat-sifat rububiyyah ( sifat-sifat sesuatu yang berkuasa ) , yang sendiri dengan keberadaan yang sebenarnya, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selainNya.
Bagaimana???? Apakah Pembagian tauhid tidak pernah dicakapkan Ulama??? Ataukah kita yang tidak mau mengkaji perkataan Ulama???

 Dan Adapun perkataan nyeleneh yang mengatakan bahwa pembagian Tauhid ini Tasyabbuh dengan trinitas Kristen, Maka mungkin mereka adalah orang yang tidak tahu hakikat sebenarnya dan juga  korban Kebencian membara kepada dakwah Sunnah ini, sekiranya kami tidak mau menanggapi hal tersebut … Insya Alloh paparan kami diatas sudah gamblang mematahkan Fitnah mereka, yang mengatakan Pembagian tauhid adalah  Bid’ah, apalagi menyamakannya dengan Trinitas… maka sungguh Jauhnya perbedaan antara Air dan api. _ semoga Alloh memberikan Hidayah kepada kita semua-
Demikianlah jawaban sederhana ini, semoga bermanfaat bagi antum  & Ummat dan bernilai di sisi Allah Azza Wa Jalla. Amin ya Rahiim. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin
Dijawab oleh : Fajri Hidayat Al-Fauzy
         






[1] Bisa dilihat penjabaran selengkapnya di Kitab Al-Qoulul Mufid ‘ala Kitabittauhid, Syekh Ibnu Al-Utsaimin, hal 7, ( cet Muassasah Ar-risalah Nasyirun )
[2] Al-Aqidah Ath-Thahawiyyah . hal 79, ( cet darussalam dan Al-maktab Al-Islamy)
[3] , di dalam muqaddimah kitab beliau Ar-Risalah Al-Fiqhiyyah hal. 75 ( cet. Darul Gharb Al-Islamy ) .
[4] ), di dalam kitab beliau Al-Ibanah ‘an Syariatil Firqatin Najiyyah wa Mujanabatil Firaq Al-Madzmumah ( 5 / 475 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar